BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Perkembangan
dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan semakin banyak dan kompleksnya
tantangan yang ada di dalamnya. Seiring dengan hal tersebut, terjadi pula
pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh dan cepat yang berdampak
pada perubahan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara cepat pula.
Secara beruntun
perubahan perilaku konsumen memaksa seorang pemasar untuk lebih cepat, tanggap,
teliti, dan dinamis dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumennya di masa
sekarang dan di masa depan.
Di
Indonesia, saat ini pertumbuhan usaha ritel atau eceran sangat pesat. Seiring
dengan pesatnya perkembangan usaha ritel ini, maka persaingan di bidang
pemasaran ritel atau eceran pun semakin meningkat. Krisis moneter yang
berkepanjangan di Indonesia juga turut mendorong persaingan diantara
pengusaha-pengusaha ritel atau eceran tersebut. Dengan adanya krisis ini, pola
konsumsi masyarakat berubah. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam
membelanjakan uangnya. Para pengecer perlu mencermati hal tersebut agar tidak
hanya menjadikan konsumen sebagai obyek, tetapi juga sebagai subyek yang harus
diajak berpartisipasi.
Dalam
industri ritel, ada ungkapan yang sangat populer yaitu retail is detail. Artinya ada banyak aspek detail yang dibutuhkan
untuk dapat menghasilkan bahasan yang lebih bermakna dan dapat diterapkan
(Sigid, 2001:33). Menurut Sigid
(2001:33), ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan, yaitu
kebutuhan fisik, kebutuhan praktis, dan kebutuhan fungsional. Kebutuhan fisik
antara lain adalah lay out toko,
penataan barang, sampai tempat toilet pelanggan. Kebutuhan praktis adalah
hal-hal yang berhubungan dengan produk (harga, kualitas dan manfaatnya).
Kebutuhan fungsional, yaitu hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan personel
penjualannya.
Seorang pengecer memerlukan lebih dari sekedar menjual produk-produk yang
berkualitas dan beragam, menawarkan produk tersebut dengan harga menarik dan
membuatnya mudah didapat oleh konsumen, tetapi juga harus mampu berkomunikasi
dengan para konsumen yang ada sekarang dan calon konsumen. Untuk melakukan hal
ini mereka harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana, di mana, apa,
dan kapan para konsumen akan melakukan pembelian. Para pengecer harus
memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi para konsumen, seperti barang
dagangan, harga, suasana toko dan servis pelanggan (customer service). Mereka juga harus memahami kebutuhan psikologis,
emosional, kebiasaan-kebiasaan dan motif-motif belanja para konsumen.
Setiap pengecer menerapkan strategi Retail Mix untuk menciptakan metode tersendiri agar memberikan pelayanan
yang optimal kepada pelanggan yang menjadi targetnya. Retail mix merupakan kombinasi dari beberapa komponen yang merupakan inti bagi sistem pemasaran
perusahaan ritel, komponen retail mix meliputi: lokasi toko (store
location), kualitas dan keragaman barang (nature and quality of
assortment), harga (price), iklan dan promosi (advertising and
promotion), personel penjualan (sales personnel), servis yang
ditawarkan, atribut fisik took (physical store attributes), sifat
pelanggan (nature of store clientele) (Enggel, 1995:33). Pembahasan tentang pengaruh Retail Mix meliputi: lokasi toko, sifat
dan kualitas keragaman produk, harga, promosi, pelayanan, personel penjualan, atribut
fisik toko, atmosfir toko terhadap keputusan pembelian konsumen pada Koperasi
INTAKO Tanggulangin Sidoarjo, merupakan inti dalam pembahasan penelitian
ini. INTAKO merupakan perusahaaan retail
yang menyediakan hasil industri kulit dan imitasi mulai dari jenis tas, sepatu
sampai jaket kulit. INTAKO sendiri sebenarnya sudah memiliki nama di mata
konsumen karena di Indonesia hanya ada 2 (dua) sentris industri kulit yaitu
Sidoarjo dan Cibadut. Pandangan yang mendasari penelitian ini adalah
pengetahuan tentang pengaruh Retail Mix terhadap
keputusan pembelian konsumen pada suatu toko atau departemen store tertentu,
dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran, yang akan memberi
masukan yang esensial bagi manajemen pemasaran guna mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Para pengecer harus menarik minat
para konsumen dengan berbagai cara, karena perilaku membeli sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor psikologis, sosial dan ekonomi. Sedangkan keputusan
pembelian konsumen dipengaruhi oleh situasi-situasi sosial, lokasi, umur,
pendapatan, dan sebagainya. Kemampuan seorang pengecer untuk mengembangkan
strategi yang tepat untuk menyenangkan konsumen membutuhkan suatu studi yang
terus-menerus atau kontinyu atas konsumen tersebut dan pengaruhnya pada
perilaku konsumen.
Terdapat empat prinsip signifikan yang seharusnya mendasari alur pikir dan
tindakan pemasar terhadap perilaku konsumen, yaitu:
1.
Konsumen adalah raja.
Ia memiliki kemampuan untuk menyaring semua upaya untuk mempengaruhi, dengan
hasil semua yang dilakukan perusahaan niaga harus disesuaikan dengan motivasi
dan perilaku konsumen.
2.
Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui
penelitian. Prediksi yang sempurna
tidak dimungkinkan, tetapi hasil strategis sangat meningkat melalui penelitian
yang dijalankan dan dimanfaatkan dengan benar.
3.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi, melalui kegiatan
persuasif yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa
dan dengan maksud tertentu.
4.
Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang
menguntungkan secara sosial, asalkan pengalaman hukum, etika dan moral berada
pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi (Engel, Blackwell, Miniard,1994:26).
Selain itu H.
Shodiqun Said selaku ketua I Koperasi INTAKO mengatakan :
" Bagi Koperasi INTAKO sendiri tidaklah
mudah untuk terus menerus meningkatkan jumlah konsumennya. Hal ini disebabkan karena untuk merebut pasar
kompetitif di kota Sidoarjo harus melalui persaingan yang tajam dengan
perusahaan ritel atau produsen lainnya, selain itu saat ini ada fenomena alam
baru yaitu lumpur Lapindo yang sedikit banyak mempengaruhi dari proses
penjualan di koperasi INTAKO ".
Oleh karena itu, penting bagi
Koperasi INTAKO untuk mengetahui pengaruh Retail Mix terhadap keputusan konsumen memilih departemen store.
Berlandaskan pemahaman yang baik dan tepat mengenai perilaku konsumen,
diharapkan pihak Koperasi INTAKO
khususnya dan pengusaha ritel pada umumnya, akan dapat mengembangkan kegiatan
pemasaran dan strategi yang efektif untuk menarik minat konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, dimana pasar selalu dinamis dan semakin
menuntut pihak pedagang untuk melakukan antisipasi pemasaran produknya, maka
peneliti tertarik untuk mengungkap “ Pengaruh
Retail Mix terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo”.
No comments:
Post a Comment