PENCEMARAN
DAN PERUBAHAN
LINGKUNGAN
A.
Keseimbangan Lingkungan
Di dalam suatu ekosistem atau lingkungan
yang seimbang terdapat suatu dinamika yang disebut rantai makanan,
jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi, seperti yang sudah kita ketahui.
Setiap makhluk hidup yang terlibat dalam suatu jaring makanan mempunyai fungsi
dan peranan tertentu. Mereka dapat berperan sebagai produser, konsumer, dan
pengurai yang menempati tingkat tropiknya masing – masing. Di dalam ekosistem
tersebut tidak ada suatu jenis konsumer yang berkembang lebih cepat sehingga
mendominasi yang lain. Misalnya, jika jumlah konsumer I (herbivor) meningkat,
maka ia akan dibatasi oleh konsumer II atau Konsumer III (karnivor). Jika
jumlah karnivor meningkat, akan dibatasi oleh konsumer I (herbivor) dan hewan
yang akan memangsanya. Demikian seterusnya sehingga di dalam suatu ekosistem
atau lingkungan yang seimbang selalu terjadi penurunan dan kenaikan populasi
(fluktuasi) tiap jenis hewan atau tumbuhan dalam batas – batas tertentu. Dengan
demikian, keseimbangan lingkungan dikatakan bersifat dinamis.
B.
Gangguan Keseimbangan
Lingkungan
Gangguan keseimbangan lingkungan
kebanyakan disebabkan oleh kegiatan manusia. Misalnya, pembabatan hutan,
pembukaan hutan unutk pmukiman atau pertanian, dan pemburuan liar. Semua
kejadian tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.
Pembukaan kawasan hutan untuk berbagai
keperluan seperti mendirikan pabrik, pemukiman, pertanian, perkebunan, dan
keperluan lainnya yang ternyata secara tidak langsung akan menyebabkan gangguan
pada keseimbangan alam. Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya banjir,
menurunnya sumber air tanah, dan terjadinya tanah longsor. Air hujan yang jatuh
di kawasan hutan yang gundul menjadi tidak tertahan dan mngalir kepermukaan
tanah. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya erosi, terutama pada
kawasan bekas hutan yang kondisi tanahnya miring. Erosi akan menyebabkan tanah
menjadi tidak subur karena sebagian besar zat hara terbawa bersama air.
Ketiadaan akar tumbuhan menyebabkan tanah kehilangan kemampuan untuk menahan
air sehingga persediaan air tanah menjadi berkurang atau tidak ada. Jika musim
panas tiba, maka tanah menjadi merekah dan pada musim hujan menyebabkan tanah
longsor.
Selain itu, berbagai kegiatan manusia
dengan teknologinya dapat juga menimbulkan gangguan terhadap struktur trofik,
aliran energi, dan aur bigeokimia dalam ekosistem di banyak wilayah di dunia.
Dampaknya terkadang dapat bersifat lokal maupun regional, tetapi dampak ekologi
yang diakibatkannya dapat menjadi luas atau global. Contohnya, terjadinya hujan
asam yang mungkin jatuh pada jarak puluhan dan ratusan kilometer dari pusatnya,
yaitu pabrik atau tempat yang menghasilkan emisi zat kimia. Kerusakan
lingkungan dapat berupa pencemaran lingkungan yang lebih dikenal dengan istilah
polusi.
C.
Polusi
Polusi adalah masuk atau dimasukkannya
bahan – bahan berupa makhluk hidup beserta bahan yang dihasilkan makhluk hidup,
bahan kimia, debu, sedimen, panas, suara atau radiasi ke dalam lingkungan
sehingga kualitas lingkungan tersebut menurun sampai ke tingkat tertentu. Hal
tersebut menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi sesuai
dengan peruntukannya dan berakibat merugikan makhluk hidup penghuni lingkungan
tersebut serta terancam kelestarian lingkungan. Bahan – bahan yang menyebabkan
polusi disebut polutan. Suatu bahan disebut polutan bila jumlahnya melebihi
jumlah normal (di atas nilai ambang batas), berada pada tempat yang tidak
semestinya, dan berada waktu yang tidak tepat.
No comments:
Post a Comment