BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang
semakin sulit seperti ini, ditambah lagi jumlah pengangguran yang semakin
bertambah, yang sangat menyulitkan masyarakat luas, sehingga sulit untuk
mencari lapangan pekerjaan dan mempertahankan eksistensi perusahaan dalam
mencapai tujuan. Dengan kondisi diatas sangat mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.
Untuk itu perusahaan dalam memasarkan
barang dan jasanya agar dapat diterima sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
dibutuhkan suatu pendekatan terhadap analisa perilaku konsumen adalah elemen
dalam strategi pemasaran. Dengan memahami perilaku konsumen, pemasar dapat
menganalisis persaingan dan menyesuaikan strategi pemasaran dengan yang
dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang produk serta jasa untuk
diarahkan sesuai dengan harapan pemasar (Kotler 2002: 182).
Konsumen mempunyai banyak sekali
kebutuhan demi mempertahankan hidupnya. Adapun kebutuhan itu diantaranya
kebutuhan dalam mengkonsumsi barang dan jasa maupun kebutuhan dalam berwisata.
Dimana kebutuhan merupakan fundamental yang mendasari perilaku konsumen dari
kebutuhan tersebut maka konsumen akan memotivasi dirinya untuk memenuhi
kebutuhannya itu (Mangkunegara, 2005:6).
Karena mengingat konsumen selalu
berinteraksi dengan lingkungannya, maka secara otomatis perilaku itu akan
berubah-ubah bahkan dalam hitungan hari. Untuk itu konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya banyak dipengaruhi adanya perbedaan sikap dan tingkah laku
keseharian.
Adapun dalam perilakunya konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor budaya, sosial, pribadi dan
psikologis (Kotler, 2002:183-200).
Keterkaitan antara hal-hal yang
dipengaruhi dalam sikap dan tingkah laku konsumen berdampak pada semakin
hati-hatinya konsumen dalam mengambil suatu keputusan. Keputusan terkait dalam
berkonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat memerlukan suatu
keputusan yang dapat menjadikan mereka tetap berminat untuk berwisata.
Tanpa disadari ternyata proses pengambilan keputusan itu
berjalan sedemikian rupa. Karena pengambilan keputusan konsumen merupakan suatu
proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif
pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Amirullah,2002:61-62).
Faktor terpenting dalam proses pengambilan keputusan adalam
problema yang harus dihadapi. Dalam kehidupan diperlukan kemampuan utuk
melihat, mengenal dan mengintegrasikan problema. Untuk meraih keberhasilan,
pemasar harus melihat lebih jauh dari macam-macam faktor yang mempengaruhi
pembelian dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan
keputusan berwisata.
Di Indonesia potensi untuk mengembangkan pariwisata tidak
terbatas. Salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan devisa dalam
pembangunan adalah mengalakkan sektor pariwisata. Untuk itu banyak obyek
pariwisata di setiap kota terus membenai obyek wisata di Daerah masing-masing
untuk mengatasi ketertinggalan, dan semua Daerah saat ini harus berusaha
menarik investor dan wisatawan agar obyek wisata yang sudah ada bisa di
kembangkan (Ketua Asosiasi biro perjalanan dan wisata Jawa Timur).
Karena pariwisata termasuk prioritas alokasi anggaran tertinggi
dan diharuskan untuk menghasilkan banyak devisa. Devisa banyak diperlukan
negara untuk menggiatkan pembangunan negara yang semakin meningkat (Hadinoto,
1996:7). Semakin meningkatnya jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Jatim, maka
semakin meningkat pula jumlah devisa yang diperoleh oleh Pemerintah terbukti
dengan tabel sebagai berikut:
Tabel
1.1
Kunjungan
Wisatawan Ke Jatim Melalui Bandara Udara Juanda
Dan
Devisa Dari Sektor Pariwisata Tahun 2004-2005
No.
|
Tahun
|
WISMAN
|
WISNUS
|
Jumlah
Devisa Dari Sektor Pariwisata
|
1.
|
2004
|
83.679
|
21.276.893
|
86.25
Juta Dollar AS
|
2.
|
2005
|
87.271
|
22.000.000
|
97.59
Juta Dollar AS
|
Sumber: Dinas Pariwisata Jatim
Berdasarkan tabel diatas baik jumlah Wisatawan Mancanegara
maupun Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan,
dimana pada tahun 2004 Wisatawan Mancanegara berjumlah 83.679 Wisatawan,
sedangkan pada tahun 2005 jumlah Wisatawan Mancanegara meningkat jumlahnya
sebesar 87.271 Wisatawan. Adapun untuk Wisatawan Nusantara pada tahun 2004
mencapai 21.276.893 Wisatawan, sedangkan pada tahun 2005 meningkat menjadi
22.000.000 Wisatawan. Begitu juga devisa dari sektor periwisata tahun 2004
mencapai 86,25 juta dollar AS dan tahun 2005 meningkat menjadi 97,59 juta
dollar AS.
No comments:
Post a Comment