BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Peran
dan kedudukan perempuan menjadi pembahasan di setiap zaman. Peran dan kedudukan
perempuan sangat dipengaruhi oleh
pandangan masyarakat terhadap perempuan. Setidaknya ada tiga pandangan masyarakat
terhadap perempuan yang terbagi atas tiga fase yaitu fase menghinakan, fase
mendewakan, fase menyamaratakan ( Alfan, tanpa tahun: 10)
Pada
fase menghinakan perempuan dianggap seperti hewan bahkan lebih rendah.
Perempuan dianggap menjijikkan, hina dan diperjualbelikan di toko, pasar-pasar,
dan warung-warung. Perempuan dianggap pelayan laki-laki. Pada fase mendewakan
perempuan dipuja-puja, dimuliakan tetapi untuk memuaskan hawa nafsu berahi kaum
lelaki. Pada fase menyamaratakan wanita diberi kebebasan seluas-luasnya tanpa
terikat pada batasan baik norma adat maupun agama. Wanita harus memiliki hak
dan peran yang sama dengan laki-laki dalam segala bidang kehidupan.
Dalam
kenyataan perempuan berbeda dengan laki-laki terutama dalam struktur
anatominya. Secara fisik perempuan dan laki-laki berbeda. Secara biologis
perempuan dilengkapi dengan alat-alat reproduksi sehingga dapat berperan
sebagai ibu mampu mengandung dan melahirkan anak, sedangkan laki-laki tidak
memiliki potensi untuk itu.
Dengan
perbedaan ini tentunya perempuan dan laki-laki memilki kedudukan dan tugas atau
peran yang saling melengkapi. Oleh karena itulah penulis mencoba mengupas Peran
dan kedudukan perempuan dalam pandangan Islam. Karena yang berhak menentukan
peran dan kedudukan perempuan adalah sang pencipta perempuan itu sendiri, yang
telah mengutus rasul Muhammad dan menurunkan kitab Al-Quran sebagai petunjuknya
bagi manusia supaya ber-Islam ( berserah diri ).
No comments:
Post a Comment