KATA SAMBUTAN BLOGGER TGL PEMBUATAN 01 MEI 2013

PERHATIAN BUAT TEMAN-TEMAN SEMUA YANG SELALU MENGUNJUNGI BLOGGER SAYA JIKA INGIN MAKALAHNYA LENGKAP DARI BAB I SAMPAI BAB III /IV SILAHKAN DI DOWNLOAD FILENYA , OK....

Thursday, November 28, 2013

LAPORAN KEGIATAN PRAKIKUM FIFIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI DAN OSMOSIS



LAPORAN KEGIATAN PRAKIKUM
FIFIOLOGI TUMBUHAN
DIFUSI DAN OSMOSIS






Disusun oleh :
Nama               : RIANITA
NPM               : 07320794
Prodi                : Pendidikan Biologi
Semester          : VI (Empat)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2010
DIFUSI DAN OSMOSIS

I.               Acara                : Difusi dan osmosis
II.            Hari/tanggal     : Rabu, 14 April 2010
III.         Topik                : 1.  Difusi molekul k-pernanganat dalam air.
2.  Tekanan osmosis cairan sel
3.  Potensial air
IV.          Tujuan               : 1.  Untuk mengetahui difusi molekul k. permanganate                                   dalam air
2.  Untuk mengetahui tekanan osmosis cairan sel dalam   khoediscolor
3.  Untuk mengetahui potensial air pada kentang dan   mantang.  
V.             Dasar Teori      :
Menurut Kimball (1983:28) Menyatakan bahwa, osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalu suatu selaput yang permiabol secara diferensial. Pada osmosis yang bergerak melalui membrane semipermiabel ialah air dari larutan hepotesis 9konsentrasi air tinggi kekonsentrasi air rendah)kehipertonis (konsentasi air rendah ke konsentrasi at terlarut tinggi).
Konsentrasi merupakan konsentrasi pelarutnya yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut (mplekul, ion) dalam air pertukaran antara suatu penamaan khusus yaitu osmosis. Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak terikat hanya tergantung pada gradient kontraksi.
Menurut Campbell (1999 : 147) Disufi adalah perpindahan zat (gas, padat atau cair) tanpa melewati membrane, daridaerah yang konsetrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah sehingga konsetrasi zat menjadi sama. Difusi di sebut juga suatu substansi melintang membra biologis di sebut juga dengan transportasi aktif.
Menurut Frank (1995 : 27) struktur dinding sel dan mebra sel berbeda, membrane memungkinkan molekul air melintasi lebih cepat dari pada unsure terlarut, dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya memang membrane se tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis tetapi dinding sel yang tegar ituah yang menimbulkan tekanan dengan meningkatnya jumlah molekul di dalam sel, isi sel mulai menekan dinding sel, tekanan ini disebut tekanan turgar. Tekanan turgar inlah yang menyebabkan kekakuan pada bagian tanaman yang tidak berkaya seperti daun dan bunga.
Menurut DWIOJOSEPUTRO (1990 : 67). Difusi adlah penyebaran yang di maksut penyebaran di sini penyebaran molekul-molekul suatu zat, dan penyebaran itu di timbulkan oleh suatu gaya yang identil dengan energi kinetis tersebut. Baik gas, maupun zat cair dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan utuk menyebar sampai terdapat suatu konsentrasi yang sama. Difusi juga akan di lakukan oleh molekul-molekul gula apabila kita mencampurkan suatu gua dengan air biasa, setelah kita beri waktu yang cukup lama, maka seluruh air akan berasa manis.  
VI.          Alat dan Bahan
  1. Aguadest, cawan Petri, kertas millimeter block, kristal k- permangat.
  2. Counter, daun Rhie discolor, larutan glukosa (0,6M, 0,20M, 0,14M), kaca objek, cover glass, mikroskop, pipet tetes, silet, tabung reaksi.
  3. Kentang, carc barer, larutan glukosa (0M; 0,4M, 0,6 M, 1M), metylen blue, mistar, pinset, silet, tabung bermulut besar, ubi jalar.
VII.       Cara Kerja  
Percobaan 1
  1. Menuang air sebanyak 15 ml kedalam cawan Petri.
  2. Melatakan cawan Petri pada tempat datar yang telah di alasi dengan kertas millimeter block.
  3. Memasukan satu kristak kecil k- permanganate kebagian tengah cawan perti.
  4. Memperhatikan gerak di fusi molekul k- permanganat dalam  air, dan ukuran diameter sebaran difusinya.
  5. Mencari tahu beberapa lama diameter 1 cm di capai dalam proses tersebut.
  6. Mengukur diameter setelah 5 dan 10 menit, kemudia perhatikan apakah kadar cepat perambatanya konstan atau tidak.
Percobaan 2
  1. Menyiapkan tabung reaksi, lalu mengisi dengan larutan glukosa kira-kira sepetiga bagiannya, satu tabung untuk satu jenis larutan.
  2. Menyayat lapisan epidermis yang berwarna dari daun Rhoe discolor dengan silet, usahakan selapis saja.
  3. Memeriksa terlebih dahulu di bawah mikroskop apakah sayutan sudah cuku baik untuk di gunakan.
  4. Jika cukup baik, tetesjan larutan glukosa tadi pada salah satu sisi cover glass, lalu hisap dengan tisu bagian ujung cover glass yang lain, agar larutan terhisap sempurna.
  5. Setelah 15 menit, periksa sayatan tadi di bawah mikroskop gunakan counter untuk membantu anda menghitung jumblah sel yang terplasmolisis.
  6. Carilah konsentrasi glukosa dimana 50% dari jumblah sel epidenmis tadi telah terplasmolisis. Keadaan ini disebut sebagai insipien plasmolisis.
Percobaan 3
  1. Tabung reaksi di isi dengan masing-masing larutan glukosa sebanyak 20 ml, sediakan juga sedikit larutan tersebut sebagai larutan asal untuk di gunakan pada tahap akhir.
  2. Membuat potongan kentang dan ubi jalar dengan carc borer atau silet dengan ukuran yang sama, lalu masukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 potong.
  3. Tutup tabung reaksi biarkan 40 menit setiap 10 menit tabung di goyang perlahan untuk mempercepat keseimbangan.
  4. Setelah 40 menit potongan-potongan tadi di keluarkan dengan pinset.
  5. Larutan sisa perendaman kita tes dengan larutan asal yang konsentrasinya sama dan telah di warnai dengan metyle blue. Teteskan perlahan larutan pengetes tersebut di atas sisa larutan, lalu amati pergerakannya.
  6. Jika larutan pengetes jatuh kedasar larutan sisa berarti larutan sisa menjadi encer. Jika larutan pengetes di pantulkan keatas berarti larutan tadi menjadi lebih pekat dari semula. Carilah dimana larutan pengetes dalam kondisi melayang pada larutan sisa.
  7. Tentukan besarnya nilai potensial air jariangan tersebut.
VIII.    Data Hasil Pengamatan
Percobaan 1 : table difusi molekul k-permanganat dalam air









 



















Pecobaan 2
Tabel tekanan osismosis cairan sel :
No
Konsentrasi larutan glukosa
Keadaan awal (sebelum sintesis glukosa)
Setelah sintesis glukosa
Prosentase
1.
0,26 M
54 sel
30 sel terplasmolisis
55 %
2.
0,20 M
46 sel
23 sel terplasmolisis
47,8 %
3.
0,14 M
38 sel
10 sel terplasmelisis
26,3 %

Keterangan :
Pada larutan glukosa yang berkonsetrasi 0,20 M jumblah sel yang mengalami plasmolisasi / yang terplasmolisasi mendekati 50% dari jumblah sel pada keadaan awal di mana awalnya terdapat 46 sel yang mengandung pigmen antosianin setelah sintesis ada 22 sel yang terplasmolisis dan 24 sel yang masih menganding pigmen antosianin.
            Percobaan 3
Table potensial air
Konsentrasi larutan
Preparef
Encer
Pekat
1 M
Kentang

0,4
Kentang

0,6
Kentang

1 M
Mantang

0,4
Mantang

0,6
Mantang


IX.          Analisis Data
Percobaan 1
Dari data hasil pengamatan dapat di analisis sebagai berikut :
Pada menit 1 diameter yang ditempuh adalah 0,8cm, pada menit ke-5 diameternya naik menjadi 1,9 cm sedangkan pada enit ke-10 diameternya naik sebesar 2,8 cm jadi pada percobaan pertama semakin lama waktu yang di gunakan semakin tinggi juga perambatanya.
Perciobaan 2
Pada percobaan ini kita menggunakan bahan daun Rhoe discologi pada perlakuan pertama dengan konsentrasi larutan glukosa 0,26 M, kemudian  keadaan awal / sebelum di tetesi glukosa ada 54 sel, kemdian setelah di beri perakuan dengan di tetesi larutan glukosa jumbelah sel menjadi 30 sel karena sudah terplamolisis dengan presentase 55%.
Pada perlakuan ke dua dengan konsentrasi larutan glukosa 0,20 M, keadaan awal/sebelum di tetesi glukosa berjumblah 46 sel setelah di tetesi larutan glukosa jumblah sel menjadi 22 sel terplasmolisis dengan prosentase 47,8%. Pelakuan ke tiga konsentrasi larutan glukosa 0,14 M, dengan keadaan awal / sebelum di tetesi larutan glukosa berjumblah 38 sel, kemudian setelah di tetesi larutan glukosa jumblah selnya menjadi 10 sel terplasmolisasi dengan prosentase 26,3%.
Percobaan 3
Dari percobaan ke tiga dapat di analisis, pada perparet potongan kentang yang di rendam pada larutan glukosa selama 83 menit dengan menggunakan konsentrasi 1 M, 0,4 M, 0,6 M. Kemudian air sisa rendaman kentang kemduian di tetesi larutan metylen blue, pada air sisa perendaman kentang dengan konsentrasi larutan 1 M yang telah di tetesi metylen blue ternyata larutan pengtesnya pekat, sedangkan pada konsentrasi larutan 0,4 dan 0,6 yang telah di tetesi metylen blue ternyata larutanpergeseran pengetesnya jatuh (encer).
Pada percobaan dengan menggunakan mantang dimana konsentrasinya sama dengan kentang yaitu 1 M, 0,4 M, 0,6 M, dengan percobaan awal juga sama dengan merendam mantang dengan telah di tetesi metylrn blue dengan konsentrasi 1 M penggeseran larutan pengetesnya pekat (jatuh kebawah lalu memantul keatas ) dan itu sama terjadi pada konsentrasi 0,4 penggerseran lalu Tanya paket (jatuh ke bawah lalu memantul keatas) sedangkan pada konsentrasi 0,6 M pergeseran larutan pengetesanya jatuh encer (jatuh kebawah dan menyebar).   

X.             Pembahasan
Percobaan 1
Pada percobaan pertama bahan yang di gunakan aquades dan kristal k-permanganat. Pada umumnya, air dan bahan yang larut di dalamnya, masuk dan keluar sel pergerakan dari satu tempat ke tempat lain, akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari maolekul atau ion di sebut difusi. Pada percobaan yang telah di lakukan kadar cepat rambatnya. Konstan karena pada setiap menit kecepatan rambatnya selalu teratur ketika zat warna mulai larut, air di dekat kristal k- permanganat berwarna sangat pekat, tapi pada jarak tertentu tidak ada warna. Pada menit pertama jarak perambatanya adalah 0,8 cm, 5 menit kedua jaraknya 1,9 cm dan pada 10 menit ketiga mencapai 2,8 cm. pada percobaan ini penyebaran berlangsung lambat.
Percobaan 2
Pada percobaan ke dua diketahui jumblah sel pada daun Rhoe disodor sebanyak 54 sel setelah di tetesi larutan glukosa 0,26 M jumblah sel yang terplasmolisis adalah 30 sel dengan prosentase 55 %, pada sayatan kedua pada daun Rhoe discolor di temukan 6 sel setelah di tetesi larutan glukosa 0,20 m selnya menjadi 22 sel terplasmolisis dengan prosentase 47,8% sedangkanpada sayatan ke tiga selnya sebanyak 38 sel, setelah di tetesi larutan glukosa 0,14 M selnya menjadi 10 sel terplasmolisis dengan prosentase 26,3% proses ini dinamakan peristiwa plasmolisis. Sedangkan palsmolisis itu sendiri adalah lepasnya membrane sel dari dinding sel. Sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar dari sel. Tanda-tanda yang terlihat pada sel yang mengalami plasmolisis adalah menghilangnya warna yang ada di dalam sel dan mengerutnya pinggiran membrane sel kea rah dalam. Prinsip yang di gunakan adalah peristiwa osmosis.
Percobaan 3  
Pada percobaan ke tiga, bahan yang di gunakan adalah kentang, mantang dan metylen blue, pada percobaan dengan menggunakan kentang di tambah dengan arutan glukosa yang kadarnya 1 M, sisa larutan rendaman kentang setelah di beri larutan mertylen blue larutan menjadi pekat dan pada air sisa rendaman kentang dengan konsentrasi larutan 0,4 setelah di beri metylen blue larutan menjadi encer itu pun terjadi pada larutan rendaman kentang dengan konsentrasi larutan 0,6. sedangkan pada percobaan mantang dengan konsentrasi larutan 1 M, larutan menjadi pekat dan sedangkan pada arutan konsentasi 0,6 larutan menjadi encer.
Peristiwa ini di sebut pontesial air. Betapa encernya larutan sekalipun larutan itu tetap mempunyai suatu nilai osmosis atau dengan kata lain, nilai osmosis larutan itu tidak akan menjadi nol. 
XI.          Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa. Difusi ialah penyebaran sedangkan penyebaran itu sendiri di timbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetis. Dimana pada difusi molekul k- permanganate penyebarabya sangat lambat.
Pada osmosis naik atau turunya tekanan di akibatkan karena potensial kimia. Potensial air merupakan kemapuan untuk melakukan perbandingan antara kentang dan mantang.
XII.       Daftar Pustaka
Combell, dkk. 199. Biologi Edisi kelima Jilid I, Jakarta : Erlangga
Dwinjoseputo. 1990. Pengatar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Kimball, Jhon W, dkk. 1983. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga
Salisbury, Frank B, dkk. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jidil I, Bandung : ITB 

 



No comments:

Post a Comment