TUGAS MANDIRI
METODOLOGI STUDI ISLAM
“SEJARAH
ISLAM”
Disusun Oleh:
Nama : Eni Astuti
NPM : 0947301
Kelas/Prody : C/1
Prody : PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
JURAI SIWO METRO
2009/2010
SEJARAH ISLAM
A.
Islam Pada Masa Rasulullah SAW
1.
Kehidupan Awal Nabi Muhammad
SAW
Muhammad lahir tanpa banyak perhatian
orang. Dalam masyarakat yang dikuasai cukong dan banker besar, mungkin dengan
gema gemuruh tentara gajah yang nyaris melenyapkan mereka, lahirlah bayi dari
seorang janda miskin, tentu sangat biasa seperti angin gurun. Memang ada
sentuhan kebesaran karena ia anggota bangsawan Quraisy. Ayahnya telah tiada dan
kakeknya Abdul Muthalib sangat sudah uzur. Boleh sedikit gembira karena yang
lahir itu bayi laki-laki, di negeri di mana pria adalah segalanya, tetapi tidak
lebih dari itu. [1]tidak
seorang pun berfikir bahwa pada hari itu, Senin 12 Rabiul Awwal 570 M, telah
lahir seorang Rasul dalam wilayah Timur Tengah yang kelak mendulang sukses
dalam dakwahnya sehingga menggemparkan dunia.
Nabi Muhammad saw. adalah anggota
Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. [2]Muhammad
lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah ia
menikahi Aminah, sesuai dengan adat kebiasaan orang Arab yang menyerahkan
pemeliharaan anak kepada orang lain, Muhammad dirawat oleh Halimah Sa’diyah,
seorang ibu yang berasal dari bani Sa’id, suatu bani yang terkenal lughat Arab
paling murni, indah dan fasih disemenanjung Arabia. [3]Muhammad
dibesarkan dalam asuhan Halimah selama 4 tahun. Setelah itu, selama kurang
lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibunya. Ketika berusia 6 tahun ibunya
meninggal sehingga Muahammad menjadi yatim piatu selanjutnya Muhammad diasuh
oleh kakeknya, Abdul Muthalib, 2 tahun kemudian sang kakek meninggal dunia.
Sang paman sangat sayang kepada keponakannya ini, hingga kemana pun pergi
Muhammad selalu diajaknya.
Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut
berdagang bersama pamannya ke syiria. Dalam perjalanan mereka bertemu pendeta
Kristen bernama Buhairah yang melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad. Pada
usia 25 tahun, Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan saudagar
wanita kaya raya. Khadujah terpesona dengan sifat-sifat Muhammad yang terpuji,
kemudian melamarnya dan mereka menikah.
2.
Masa Kerasulan
a.
Periode Mekah
Setelah menikah dengan khadijah, Muhammadsering
berkontemplasi kegua Hira’ berhari-hari untuk bertafakur, ketika usianya
menjelang 40 tahun. Pada suatu malam, tanggal 17 Ramadhan 611 M, malaikat
Jibril muncul dihadapannya mennyampaikan wahyu Allah yang perma (surat Al-Alaq:1-5). Setelah
mendapat wahyu Muhammad pulang dengan gemetar meminta isterinya menyelimutinya.
Dalam beberapa lama Jibril tidak muncul lagi. Sementara nabi Muhammad selalu
datang ke gua Hira’ untuk menantikannya. Dalam keadaan inilah turun wahyu yang
membawa perintah kepadanya (surat
Al-Mudatsir:1-7). Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah berda’wah.
Mula-mula beliau melakukannya secara diam-diam dilingkungan keluarga sendiri
dan rekan-rekannya. Setelah beberapa lama dakwah dilakukan secara individual,
turunlah perintah dakwah secara terbuka. Pada mulanya menyeru kerabatnya dari
Bani Abdul Muthalib lalu masyarakat Arab umum.
Melihat dakwah nabi yang
terang-terangan, pemimpin-pemimpin Quraisy berusaha mengalangi seperti yang
dikutip oleh badri yatim, [4]
sehingga banyak aksi-aksi kekerasan dari kaum Quraissy terhadap nabi dan
pengikutnya. Pada tahun ke-5 kenabiannya, beliau mengajak hijrah keluar mekah,
yaitu kota Habsyah (Ethiopia). Di sini mereka diterima
dengan baik oleh Negus, sang raja yang adil. Sepulang dari pengungsian selama
tiga bulan Rasulullah dan pengikutnya menemui tindakan yang lebih kejam, yaitu
pemboikotan kepada Bani Hasyim secara keseluruhan.
Pada tahun ke-10 Kerosulannya,
pemboikotan berakhir, tetapi Rosulullah mengalami cobaan ditinggalkan isteri
tercinta khdijah, dan sang paman karena ipanggil Allah, melihat kaum kafir
Quraisy sangat senang, sebatb 2 orang yang mereka segani telah tiada mereka
semena-mena terhadap nabi Muhammad saw. Tahun ini inipula terjadi peridtwa
Isra’ dan Mi’raj.
Muh Zuhri [5]mengatakan
bahwa dakwah nabi pada periode Mekkah dikenal sebagai periode penanaman aqidah
dan akhlak.
b.
Periode madinah
Pada saat Nabi Muhammad saw. Tiba di
Madinah masyarakat terbagi menjadi 3 golngan;
1.
Kaum Anshor yang merupakan
penduduk asli Madinah/kaum yang membantu kepentingan nabi.
2.
Kaum Muhajirin, yaitu pengikut
nabi yang hijrah dari Mekah ke Madinah untuk mencari perlindungan.
3.
Kaum non muslim.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat
dan Negara baru di Madinah, maka Rasulullah segera meletakan dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat, pembangunan masjid, ukhuwah islamiyah, dan
persahabatan dengan non muslim. Umat Islam di Madinah mengalami kemajuan yang
sangat pesat sehinggga orang-orang mekah dan musuh lainnya menjadi cemas, dan
mendorong untuk menyerang kaum muslimin di Madinah.
Pertama, perang Badar, perang antara
kaum muslimin dengan musryik Quraisy pada tanggal 8 Ramadhan ke-2 Hijriah. [6]
yang dimenangkan oleh pasukan islam, dendam semakin membara didada kaum afir
Quraisy, sehinga memicu peperangan selanjutnya.
Kedua
perang Uhud, perang ini terjadi pada tahun ke Hijriah. Kafir
Quraisy membawa pasukan sekitar 3000 orang dan nabi menghadipanya dengan 1000
tentara. Pada awalnya peperangan dimenangkan oleh tentara muslim. Akan tetapi
menjelang berakhir, barisan pemanah pasukan muslim meninggalkan pos
penjagaanynya karena tergiur harta rampasan perang.
Ketiga, perang Khandag (parit),
perang ini terjadi pada tahun ke-5 H. Dinamakan demikian karena dalam
peperangan Rasulullah membuat parit sebagai salah satu strategi perang yang
diusulkan Salman Al-Farisi. Peperangan ini dimenangkan oleh umat Islam.
Pada tahun ke-6 H, ketika ibadah haji
sudah disyariatkan, nabi memimpin sekitar seribu kaum muslim berangkat ke
Mekkah, bukan untuk berperang tetapi untuk beribadah. Namun pemuka Quraisy
tidak menghendaki kedatangan umjat Islam sekalipun untuk menunaikan ibadah
haji. Akhirnya diadakan perjanjian Hudaibiyah.
Selama 2 tahun perjanjian Hudaibiyah
berlangsung, Dakwahislam sudah menjangkau jazirah Arab. Menyaksikan umat Islam
semakin kuat pasca perjanjian Hubaidah, kaum kafir Quraisy memutuskan
perjanjiansecara sepihak. Akibatnya Rasulullah dan 10.000 tentaranya berangkat
ke Mekkah untuk menaklukan mereka. Tanpa perlawanan dari kaum Quraisy Mekkah
dalam kekuasaan nabi.
Pada tahun ke-10 H Nabi Muhammad saw
menunaikan ibadah haji ke Mekkah, rupanya ini merupakan haji wada’, sebab
kurang lebih 3 bulan setelah menunaikan ibadah haji Rasulullah berpulang
kerahmatullah. Pada kesempatan haji wada’, Nabi Muhammad saw menyamapaikan
khotbah yang sangat bersejarah.
Muh Zuhri[7] mengatakan bahwa dakwah nabi pada
periode Madinah dikenal sebagai periode
penatan dan pemapanan masayarakat.
B.
Islam pada Masa Khulafa’ Al- Rasyidin
Sampai
menutup amata, Rasulullah saw tidak pernah menunjuk seorang yang akan
menggantikannya sebagai pemimpin. Golongan Muhajirin dan Ansor hampir clash. Pada saat itu, kaum Anshor menyelenggarakan musyawarah disebut
saqifah[8].
Dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, Abu Bakar terpilihnsebagai
pemimpin pengganti Rasululah (Khalifah Rasulullah) yang pertama.
Abu Bakar menjadi khalifah di tahun
632 M, tetapi 2 tahun kemudian meninggal dunia. Masa pemerintahannya disibukkan
dengan usaha-usaha menylesaikan perang Riddah. Setelah meyelesaikan urusan
perang dalam negeri Islam. Ketika abu bakar mengirim keluar Arabia
dalam rangka memperluas wilayah Islam. Ketika abu bakar sakit dan masa ajalnya
sudah dekat. Ia menunjuk Umar sebagai penggantinya dengan maksud mencegah
terjadinya perselisihjan yang mungkin timbul dan memecaah belah umat Islam[9]
walaupun singkat. Abu Bakar banyak berjasa dalam memantapkan kembali aqidah
umat yang mulai goyah sepeninggal rasul.
Di zaman Umar gelombang ekspansi
pertama terjadi, seluruh daerah Syiria, Jazirah Arab, Palestina dan sebagian
besar wilayah Persia dan Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Khalifah Umar
bin Khattab tidak hanya berhasil memperluas wilayah islam, tetapi berhasil
dalam wilayah yang luas dengan system administrasi kepemerintahan[10].
Umar menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun. Beliau pemimpin yang tegas,
kuat, inovatif dan kreatif. Dalam mengelola pemerintahan. Adanya sistem-sistem
baru seperti dewan, lembaga yudikatif, tunjangan orang cacat, dan lain-lain.
Akhir hidup Umar sangat tragis, ia
dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. [11]Untuk
mengangkat penggantinya Umar menunjuk dewan mudyawarah dan akhirnya menyetujui
Usman bin Affan sebagai khalifah ke-3 pengganti Umar.
Dimasa pemerintahan Usman agakberbeda
dengan kepemimpinan Umar, Usman cenderung lebih lunak dalam kebijakan-kebijakan
politiknya. Mungkin hal ini dipengaruhi
oleh usia yang sudah tidaj fresh lagi untuk menjalankan tugas-tugas
berat sebagai pemimpin karena Umar diangkat menjadi khlaifah usia 70 tahun atau
memang karena wataknya. Pemerintahan Umar berlangsung 12 tahun, ahli sejarah
membagi menjadi 2 bagian yaitu 6 tahu pertama konflik tidak terlalu mengganggu
san 6 tahun ke-2 muncul perasaan nepotisme.
Kendati masa pemerintahan Usman
diwarnai dengan tuduhan-tuduhan yang cukup memanaskan telinga, bukan berarti
tidak ada kegitan penting. Seperti mmperluas wilayah Islam, membangun bndungan,
jalan-jalan, dan lain-lain.
Suatu klaya Usman yang terpenting
ialah menyusun kembali kitab suci Al-Qur’an. Akhir kehidupan Usman sama
tragisnya dengan Uar, ia tewas dibnuh gerombolan pemberontak yang tiba-tiba
mengepung rumahnya.
Setelah Usman wafat, masyarakat
beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah
hanya 6 tahunm. Selama pemerintahannya ia menghadapi berbagai pergolakan dari
pihak-pihak Thalhah, Zubai, dan lain-lain. Ali bahkan terlibat perang jama’
adengan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Puncak semua itu adalah perang Saffin,
yaitu perang melawan pasukan Mu’awiyah. Dan perang diakhiri dengan tahkim.
Tetapi tahkim tidak menyelesaikan maslah malah menambah masalah baru. Muncul
golongan khawarij yang keluar dari barisan Ali dan golongan yang masih setia
kepada Ali. Posisi Ali makin terjepit, akhirnya iapun tewas dibunnuh salah saru
anggota Khawarij.
Posisi ali
sempat digantikan oleh putranya, Hasan, selama beberpa bulan. Namun karena Mu’awiyah lebih kuat Hasan pun kalah secara pilitis.
Kekuasaan selanjutnya berpindah tangan kepada mu’awiyah dan berakhirnya masa
khulafa’ al-rasyidin.
C. Masa Kemajuan Umat Islam
1.
Zaman Bani Umayyah
Perpindahan kekuasaan kepada
mu’awiyah mengakhiri bentuk pemerintahan demokratis kekhalifahan menjadi
monarchi beredities (kerajaanturun temurun). Dinastibani uayyah yang didirikan
olehmu’awiyah berumur kurang lebih90 tahun dari di zaman ini, ekspansi yang
sempat terhentidizaman kedua khaaalifah terakhir dilanjutkan. [12]khalifah-khalifah
besar dinasti bani umayyah adalah mu’awiyah ibn abi sufyan, al walid ibn al
malik, umar ibn aziz, dan hisyam ibn abd al-malik.
Disebelah timur Mu’awyah dapat
menguasai daerah khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul.
Ekspansi kebarat terjadi di zaman Al-Walid menundukkan Aljazair dan Maroko pasukan
Islam memperoleh kemenangan dengan mudah di spanyol karena mendapat dukungan
dari rakyat setempat yang menderita akibat kekejaman penguasa. Setelah dikuasai
umat Islam spanyol menjadi satu-satunya negeri di eropa yang mengalami masa
pencerahan karaena kemajuan dibidang pendidikan, perdagangan, dan peranian.
Selain memperluas wilayah Islam. Bani
Umayah juga melakukan pembengunan berbagai bidang. Bidang bahasa dan
administrasi diubah dari bahasa Yunani dan Pahlawi kebahasa arab. Puncak
kejayaan dinasti umayyah terjadi pada masa pemerintahan al-wahid i
Namun sepeninggalan bani umayyah
diperintah oleh khgalifah Yazid ibn abd al-malik, seorang penguasa yang
gandrung dewngan kemewahan dan kurang memperhatikan rakyatnya. Akibatnya,
kehidupan masyarakat yang sebelumnya damai dan sejahtera menjadi kacau dan
sengsara . kerusuhan terus berlanjut sampain masa pemerinyahanhiosyam ibnabd
al-malik.
a. Ketidakcakapan para
penguasa dan buruknya moral.
b. Persaingan antar suku
c. Mekanisme kepemimpinantidak
jelas
d. Perlakuan tidak adil kepada
mawali
e. Propaganda dan gerakan syiah yang tidak mendukung
bani umayyah.
2.
Zaman Bani Abbasiyah
Pemerintahan bani Abbasiyah berlangsuing
524 tahun[14].
Abu Abbas Al-Saffah dinobatkan sebagai khalifah pertama dinasti Abbasiyah.
Dasar-dasar pemerintahan bani Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu Al-Abbas
dan Abu Ja’far Al-Mansur. Puncak
keemasan dari dinasi ini berada pada tujuh khalifah setelahnya, Al-Mahdi, Al-Hadi,
Al Rasyid, Al-Ma’mum, Al-Mi’tasim, Al-Wasiq, dan Al-Mutawakil.
Perbedaan
yang mentolok antara bani Umayyah dengan bani Abbasiyah adalah perbedaan
orientasi. Bani Umayyah lebih berorientasi perluasan
wilayah (ekspansi) kekuasaan Islam, sedangkan bani Abbasiyah lebih berorientasi
kepada pembinaan kebudayaan dan peradaban Islam. Kemajuan bagnsa mongol secara
besar-besaran terjadai pada masa pemerintahan yasugi bahadur khan yang berhasil
menyatukan 13 suku. Setelah ia wafat digantikan putranya Timujin (13 tahun)
pada tahun 1206 M ia mendapat gelra jangis khan (chingiz khan) raja yang
perkasa dan agung.
Jangis khan membagi wilayah
kekuasaannya menjadi 4 bagian kepada 4 putranya: Juchi, Chatagai, Ogotai, dan Tuli
Khan. Sementara Tuli Khan menguasai khurasan dengan mudah menguasai Irak,
karena kekuatan umat Islam sudah melemah akibat terpecah belah. Ia meninggal
dunia dan digantikan putranya Hulagu Khan. Episode baru kejayaan Mongol terhadap
umat Islam dimulai.
Pada tahun 1258 M/ 65667 H tentara Mongo,
dibawah komando Hulagu tiba disalah satu pintu di Baghdad khalifah Al-Mu’tashim
tak kuat menahan serangan pasukan Hulagu, disaat-saat kritis, khalifah
dikhianati oleh wazirnya sendiri, sehingga akhrnya khalifah dan keluarga serta
para pembesar istana termasuk wazir dibunuh berakhirlah kekuasaan abbasiyah, di
Baghdad.
Belum hilang trauma umat islam,
datang lagi serangan dari keturunan Mongol, yaitu Timur Lenk, yang berarti Timur
Sipancang. Berbeda dengan Hulagu. Penakluk kali ini sudah beragama Islam, tetapi
kebiadaban dan kekejaman sebagai bangsa yang nomaden masih melekat kuat. Bahkan di Afganistan ia membangun menara
yang terdiri dari susunan 200 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah
liat. [15] Namun, walaupun terkenal sebagai penguasa
yang sadis dalam ekpansinya, Timur Lenk tetap memperhatikan pengembangan islam.
Setelh Timur Lenk wafat, para
penguasa penggantinya tidak setangguh dirinya. Perang saudara memperebutkan
wilayah kekuasaan. Kehancuran umat Islam
di tangan penakluk dari bangsa mongol hulagu khan dan timur lenk.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, K. 1997. Sejarah
Islam (Tarikh Pramodern) Terj. Gufron A. Mas’adi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hashem, Faud. 1995. Sir’ah
Muhammad Rasulullah: Suatu Penafsiran Baru Cetakan ke-4. Bandung: Mizan.
Hasem, O. 1985. Saqifah: Awal Perselisihan Umat.
Lampung: Penerbit Yapi.
Hassan, Hassan Ibrahim. 1993. Sejarah Kebudayaan
Islam terj. Adang Affandi cetakan ke-3. bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, Harun. 2001. Islam Ditinjau dari
berbagai Aspeknya jilid I. Jakarta: UI Press.
Syalabi, A. 2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam
jilid 3, alih bahasa Muhammad Labib Ahmad. Jakarta: Pustaka Al-Hasan Baru.
Yatim, Badri. 2004. Peradaban
Islam cetakan ke-16. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zuhri, Muh. 1996. Hukum
Islam dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
|
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah swt. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah “Metodologi Studi Islam” selain itu
dengan adanya makalah ini menambah wawasan kita pentingnya mempelajari Metodologi
Studi Islam.
Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada saemua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelasiakan makalah ini, baik bantuan materil, maupun bantuan berupa dorongan
semangat. Sehinggakami datap menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari,
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kritik
dan saran sengat penyusun perlukan demi kebaikan kedepan. Akhir kata tiada
gading yang tak retak, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya, dan bagi penyusun khususnya.
Metro, 15
Desember 2009
Penyusun
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DATAR ISI........................................................................................................... iii
A Islam Pada Masa Rasulullah saw....................................................................... 1
1. Kehidupan Awal Nabi Muhammad saw............................................................ 1
2. Masa Kerasulan............................................................................................... 2
B Islam pada masa Khulafa ‘Al-Rasyidin.............................................................. 5
C Masa Kemajuan Umat Islam.............................................................................. 7
1. Zaman Bani Umayyah....................................................................................... 7
2. Zaman Bani Abbasiyah..................................................................................... 8
DAFTRA PUSTAKA
|
[1]
Faud Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah: Suatu Penafsiran Baru, cetakan
ke-4 (Bandung : Mizan 1995), hlm. 78.
[2] K.
Ali, sejarah Islam (Tarikh Pramodern): terj. Gufron A. Mas’adi, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada), hal. 25.
[3]
Lihat, K. Ali. Op. cit. hlm. 28.
[4]
Muhammad Husein Kaekal. Dikutif oleh Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
setkan ke-16, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004). hlm. 20-21.
[5]
Muh. Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996). hlm. 9.
[6]
Lihat, Badri Yatim. op. cit. hlm. 27.
[7]
Muh. Zuhri, op. cit. hlm. 13.
[8] O.
Hashem. Saqifah: Awal Perselisihan Umat. (Lampung: Penerbit Yapi. 1985).
hlm.98.
[9]
Hassan Ibrahim hassan. Sejarah Kebudayaan Islam. Terj. Djahdan Human,
(Yogyakarta: Kota
Kembang. 1989). hlm. 38.
[10] K. Ali, op. cit. hlm. 114.
[11] Hassan Ibrahim Hassan, op. cit. hlm. 53.
[12] Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid I. (Jakarta: UI Press, 2001). hlm. 55.
[13] K. Ali, op. cit. hlm. 226-229.
[14] A. Syalabi. Sejarah dan kebudayaan islam. Jilid 3, alih
bahasa Muhammad labib Ahmad, (Jakarta:
Pustaka Al-Husna Baru. 2003). Hlm. 17.
No comments:
Post a Comment