Terdapat riwayat—dengan sanad hasan—dari
Abu Sa‘id al-Khudri. Dia bertutur demikian:
«صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ r يَوْمًا صَلاَةَ الْعَصْرِ بِنَهَارٍ ثُمَّ
قَامَ خَطِيبًا فَلَمْ يَدَعْ شَيْئًا يَكُونُ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ إِلاَّ
أَخْبَرَنَا بِهِ حَفِظَهُ
مَنْ حَفِظَهُ وَنَسِيَهَ مَنْ نَسِيَهُ»
مَنْ حَفِظَهُ وَنَسِيَهَ مَنْ نَسِيَهُ»
«صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ r يَوْمًا صَلاَةَ الْعَصْرِ
بِنَهَارٍ ثُمَّ قَامَ خَطِيبًا فَلَمْ يَدَعْ شَيْئًا يَكُونُ إِلَى قِيَامِ
السَّاعَةِ إِلاَّ أَخْبَرَنَا بِهِ حَفِظَهُ
مَنْ حَفِظَهُ وَنَسِيَهَ مَنْ نَسِيَهُ»
مَنْ حَفِظَهُ وَنَسِيَهَ مَنْ نَسِيَهُ»
Rasulullah pernah mengimami kami salat Ashar pada suatu siang. Setelah
itu, beliau kemudian berkhutbah. Beliau tidak meninggalkan satu keterangan pun
mengenai apa yang akan terjadi sampai Hari Kiamat, melainkan beliau
memberitahukannya kepada kami. Mereka yang menghafalnya akan hafal dan mereka
yang melupakannya akan lupa. (HR. at-Tirmidzi)
Ada juga riwayat dari
Hudzaifah r.a. Dia bertutur sebagai berikut:
«قَامَ فِينَا رَسُولُ
اللهِ r قَائِمًا فَمَا تَرَكَ شَيْئًا يَكُونُ فِي
مَقَامِهِ ذَلِكَ إِلَى قِيَامٍ لاَ سَاعَةَ إِلاَّ حَدَّثَهُ، حَفِظَهُ مَنْ
حَفِظَهُ، وَنَسِيَهُ
مَنْ نَسِيَهُ قَدْ عَلِمَهُ أَصْحَابُهُ هَؤُلاَءِ»
مَنْ نَسِيَهُ قَدْ عَلِمَهُ أَصْحَابُهُ هَؤُلاَءِ»
«قَامَ فِينَا رَسُولُ
اللهِ r قَائِمًا فَمَا تَرَكَ
شَيْئًا يَكُونُ فِي مَقَامِهِ ذَلِكَ إِلَى قِيَامٍ لاَسَاعَةَ إِلاَّ حَدَّثَهُ
حَفِظَهُ مَنْ حَفِظَهُ وَنَسِيَهُ
مَنْ نَسِيَهُ قَدْ عَلِمَهُ أَصْحَابُهُ هَؤُلاَءِ»
مَنْ نَسِيَهُ قَدْ عَلِمَهُ أَصْحَابُهُ هَؤُلاَءِ»
Rasulullah pernah berdiri di tengah-tengah kami. Beliau tidak
meninggalkan—di tempat berdirinya itu—satu keterangan pun mengenai apa yang
akan terjadi sampai Hari Kiamat kecuali beliau ceritakan semuanya. Mereka yang
menghafalnya akan hafal dan mereka yang melupakannya akan lupa. Sungguh, para
sahabat Rasulullah mengetahui semua keterangan tersebut. (HR.
Abu Dawud dan Ibn Hibban)
Seperti yang telah kita
ketahui, Rasulullah saw. adalah orang yang sangat ingin menjaga dan memelihara
umatnya serta senantiasa memberi nasihat kepada mereka. Karena itu, membaca
hadis-hadis di atas, kita bertanya-tanya, apakah dalam khutbahnya itu
Rasulullah pernah memberi isyarat akan adanya kelompok yang akan diberi
pertolongan dan memperoleh kemenangan? Apakah beliau menerangkan
sifat-sifatnya?
Apabila kita meneliti
hadis-hadis Nabi yang mulia dalam masalah ini, kita akan mendapatkan sejumlah
hadis yang menyebutkan sekumpulan sifat dari sebuah kelompok (thâ’ifah). Hadis-hadis tersebut
menyebutkan berbagai hal yang bakal dihadapi oleh kelompok yang dimaksud,
seperti adanya sikap permusuhan, penelantaran orang-orang, dan penentangan para
penentangnya, yang semua itu tidak sampai memadaratkan (menghentikan
perjuangan) mereka. Hadis–hadis tersebut juga menjelaskan bagaimana perjuangan
dan upaya mereka untuk melaksanakan perintah Allah serta mengawasi dan
mengontrol pelaksanaannya; menyebutkan konsistensi mereka dalam kebenaran dan
keteguhan mereka dalam membela agama Islam; menentukan tempat kemunculan dan
pertumbuhan mereka; serta mengabarkan bahwa kelompok yang dimaksud akan
memperoleh kemenangan dan akan berhasil menegakkan sebuah negara (Khilafah
Islamiyah) yang akan memerangi musuh-musuh Islam pada akhir zaman.
Sifat-sifat yang
dimaksud, terdapat pada sejumlah hadis. Beberapa di antaranya kami sebutkan di
bawah ini:
1.
Hadis penuturan Mu‘awiyah yang menyatakan bahwa ia
mendengar Rasulullah saw. bersabda:
«لاَ يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ
قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ
وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ قَالَ عُمَيْرٌ فَقَالَ مَالِكُ بْنُ يُخَامِرَ قَالَ مُعَاذٌ وَهُمْ بِالشَّامِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ
هَذَا مَالِكٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاذًا يَقُولُ وَهُمْ بِالشَّامِ»
وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ قَالَ عُمَيْرٌ فَقَالَ مَالِكُ بْنُ يُخَامِرَ قَالَ مُعَاذٌ وَهُمْ بِالشَّامِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ
هَذَا مَالِكٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاذًا يَقُولُ وَهُمْ بِالشَّامِ»
«لاَ يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي
أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ
وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ قَالَ عُمَيْرٌ فَقَالَ مَالِكُ بْنُ يُخَامِرَ قَالَ مُعَاذٌ وَهُمْ بِالشَّأْمِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ
هَذَا مَالِكٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاذًا يَقُولُ وَهُمْ بِالشَّأْمِ»
وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ قَالَ عُمَيْرٌ فَقَالَ مَالِكُ بْنُ يُخَامِرَ قَالَ مُعَاذٌ وَهُمْ بِالشَّأْمِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ
هَذَا مَالِكٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاذًا يَقُولُ وَهُمْ بِالشَّأْمِ»
“Akan
senantiasa ada sebagian orang dari umatku yang terus menegakkan urusan agama
Allah. Tidak sampai memadaratkan mereka orang-orang yang menelantarkan mereka
atau yang menentang mereka hingga tiba keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara
mereka tetap dalam keadaan seperti itu.” Umair mengatakan bahwa Malik ibn
Yukhamir pernah mengatakan bahwa Mu’adz berkata, “Mereka itu ada di Syam.”
Mu‘awiyah berkata, “Malik mengaku bahwa dia mendengar Mu’az pernah berkata,
”Mereka itu ada di Syam.” (HR.
al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
No comments:
Post a Comment