KATA SAMBUTAN BLOGGER TGL PEMBUATAN 01 MEI 2013

PERHATIAN BUAT TEMAN-TEMAN SEMUA YANG SELALU MENGUNJUNGI BLOGGER SAYA JIKA INGIN MAKALAHNYA LENGKAP DARI BAB I SAMPAI BAB III /IV SILAHKAN DI DOWNLOAD FILENYA , OK....

Saturday, July 13, 2013

SKRIPSI STRATEGI ALIANSI MANAJEMEN PADA BANK MUAMALAT INDONESIA DALAM MENUNJANG PERKEMBANGAN BMT



A. PENDAHULUAN
Di era persaingan bebas yang semakin ketat, dimana pengangguran terus bertambah, biaya pendidikan dan biaya hidup terus naik yang tidak diimbangi dengan naiknya pendapatan masyarakat, serta  banyak usaha-usaha mikro yang dijalankan, namun akhirnya mengalami kepailitan karena kesulitan mendapatkan modal membuat negeri ini semakin miskin dan terpuruk. Sementara itu, kehadiran rentenir dengan sistem bunga (dalam hal ini bank-bank konvensional) yang menjerat rakyat, bukan menjadi solusi tapi menjadi bumerang bagi perkembangan usaha mereka.
 Dewasa ini bank syariah merupakan salah satu sistem perbankan yang sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Bank syariah diperkirakankan menjadi alternatif sistem perbankan di Indonesia. Sejak diterbitkannya undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian direvisi menjadi undang-undang No 10 tahun 1998, tentang industri perbankan di Indonesia terbagi menjadi bank yang beroperasi berdasarkan bunga (yang disebut bank konvesional) dan bank yang beroperasi berdasarkan bagi hasil (disebut dengan Bank Syariah).
Hadirnya bank-bank syariah di tengah badai yang melanda bangsa ini akibat dari krisis panjang, tidak meyurutkan pertumbuhan bank-bank syariah dikarenakan sistem oprasional bank syariah tidak mengenal prisip bunga dalam pengoprasiannya. Produk-produk bank syariah yang bebas dari unsur riba pada dasarnya bersifat membangun jiwa produktif masyarakat untuk menjadi mitra yang baik dalam membangun sebuah usaha.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), aset bank syariah sampai dengan bulan Oktober 2006 mencapai Rp 25, 06 triliun. Hasil ini menunjukkan petumbuhan sebesar 33,8% dari 18,732 triliun pada Oktober 2005. Bila dibandingkan dengan total pasar perbankan nasional, aset perbankan syariah masih sangatlah kecil, yaitu kurang dari 2%. Untuk itu, penerapan strategi yang tepat dalam menciptakan pangsa pasar yang lebih besar bagi perbankan syariah adalah hal yang perlu dilakukan.
BI sebagai regulator perbankan memahami permasalahan ini. Karena itu, melalui kebijakan yang dikeluarkan, BI ingin melakukan akselerasi pengembangan perbankan syariah. Salah satu dari program itu adalah strategi aliansi (kemitraan) antara perbankan syariah dengan bank konvensional, BMT, maupun institusi lain seperti misalnya kantor pos, agar pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia bisa meningkat secara signifikan dan berkesinambungan.
Aliansi merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan usahanya (Chandra dkk, 2004: 206).
Aliansi bisnis muncul sebagai strategi dalam arti membangun jaringan dengan perusahaan lain yang mempunyai kemampuan dan bisa dipercaya dalam menjalankan sebuah bisnis. Aliansi sebagai bentuk kerjasama mengutamakan pro pasar dan pro peningkatan daya beli lingkungan secara proporsional. Dengan melakukan strategi aliansi, maka suatu perusahaan menyadari keterbatasan sumber daya manajerial dan kompetensi teknologi untuk secara mandiri menghadapi peluang yang makin terbuka. Suatu aliansi biasanya membawa berbagai sumber daya komplementer untuk mampu mengerjakan suatu kegiatan dan menciptakan sesuatu yang bernilai yang tidak dapat dihasilkan oleh satu perusahaan tunggal. Melalui aliansi, peranan intermediasi bank juga lebih menjadi lebih professional.
Kerjasama (aliansi) dalam Islam disebut syirkah, yaitu akad kerjasama pencampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati dan resiko ditangung sesuai porsi kerjama (Zulkifli, 2007: 53).
Syirkah dalam membangun organisasi (perusahaan) sangatlah dibutuhkan dalam aplikasi bisnis Islami. Mengingat kondisi bisnis yang ada saat ini, dimana banyak perusahaan melakukan kerjama dengan perusahaan-perusahaan lain untuk lebih mengembangkan usahanya dan tetap bertahan dalam peraingan pasar, merupakan hal yang wajib diterapkan sehingga sejalan dengan ajaran-ajaran al-qur’an dan ajaran Rasullah (Yusanto dan Widjajakusuma, 2003: 94).
Strategi aliansi perbankan syariah seperti Bank Muamalat Indonesia dengan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), dapat meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah secara signifikan di seluruh Indonesia, serta dapat membantu pertumbuhan dan eksistensi BMT. Dari konsep strategi aliansi yang saling menguntungkan dengan memanfaatkan keunggulan partner, maka akan bisa tercapai tujuan bersama yang diharapkan oleh kedua belah pihak.
Dorongan untuk melakukan strategi aliansi yang dilakukan perusahaan maupun perbankan di Indonesia adalah untuk mempertahankan diri dari persaingan bebas, serta dorongan untuk meningkatkan efektifitas melalui peningkatan nilai tambah, dan proses belajar dari mitra aliansi, sehingga ke depan dapat tumbuh dan ekspansi secara lebih cepat dan efisien.
Dengan alasan yang komplit ini, maka BMT Ahmad Yani memutuskan untuk melakukan aliansi dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti berusaha mengangkat permasalahan tersebut dengan judul “Strategi Aliansi Manajemen Pada Bank Muamalat Indonesia Dalam Menunjang Perkembangan BMT Ahmad Yani”
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat terarah dan diharapkan dapat menunjang kualitas hasil penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.      Untuk mendiskripsikan motivasi yang mendorong Bank Muamalat Indonesia melakukan aliansi manajemen dengan BMT Ahmad Yani
b.      Untuk mendiskripsikan perkembangan BMT Ahmad Yani sebelum dan sesudah melakukan aliansi dengan Bank Muamalat
C. METODE PENELITIAN
- Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Muamalat Indonesia Jl Kawi Atas 36A Malang, dan di BMT Ahmad Yani, Jalan Kahuripan 12 Malang. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut, atas dasar pertimbangan bahwa Bank Muamalat Indonesia  merupakan bank syariah pertama di Indonesia sekaligus bank yang melakukan strategi aliansi dengan BMT Ahmad Yani.
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Ada 5 (lima) ciri dalam penelitian kualitatif (Maleong, 1997:3),  yaitu:
1.      Penelitian kualitatif mempunyai latar belakang alami dan peneliti  berperan sebagai instrumen inti
2.      Penelitian kualitatif bersifat deskriftif mengingat data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata dan gambar
3.      Penelitian kualitatif menekankan pada proses
4.      Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif
5.      Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna
Menurut Arikunto (1997:245) memberikan definisi, bahwa pendekatan penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Lebih jauh dipaparkan pula oleh Arikunto (1997:12), bahwa pendekatan penelitian deskriptif (to describe) digunakan apabila saat terjadinya, ada variabel masa lalu dan masa sekarang. Ini berarti, penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan dan menjelaskan atau membeberkan variabel masa lalu dan sekarang. Jadi yang dimaksud variabel masa lalu dalam penelitian ini adalah kondisi BMT Ahmad Yani sebelum melakukan aliansi dengan BMI, dan variabel masa sekarang adalah kondisi BMT Ahmad Yani setelah melakukan aliansi dengan BMI.
- Sumber Data
Dalam penelitian, sumber data dapat berupa benda atau orang yang dapat dicermati dan memberikan data maupun informasi yang sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditentukan.
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan oleh peneliti dari perusahaan yang menjadi obyek penelitian (Surachmad, 1985). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait yang berada di BMT Ahmad Yani yang secara fungsional mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu menjalankan roda BMT (baik itu manajer tapun karyawan), serta orang-orang yang ada dalam Bank Muamalat cabang Malang.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada (Surachmad, 1985). Data sekunder dalam penelitian ini di peroleh dari pencatatan dokumen-dokumen, serta Laporan Pertanggung Jawaban Tahunan (LPJ) BMT Ahmad Yani dan data dari Bank Muamalat cabang Malang.


 


No comments:

Post a Comment