BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa ini
pembangunan masyarakat perkotaan dihadapkan pada dimensi pasar yang tiada lain
untuk mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini sangat ironis
mengingat problem sosial masyarakat Indonesia dihadapkan pada situasi tingginya
angka pengangguran maupun tingkat kemiskinan. Praktek perpindahan masyarakat
desa ke kota atau dikenal dengan istilah urbanisasi telah menyebabkan situasi
perkotaan semakin padat penduduk. Tentu dengan adanya realitas problem sosial
tersebut dengan sendirinya akan memiliki dampak ekologis yang sangat
signifikan. Dampak ekologis sebagaimana dimaksud hadir dalam bentuk pencemaran
udara dan air akibat aktivitas industri, kebisingan lalu lintas kendaraan
bermotor, kepadatan penduduk, rendahnya sistem sanitasi.
Keadaan tersebut
jelas menyebabkan hubungan masyarakat perkotaan dengan lingkungannya menjadi
tidak harmonis. Menyadari ketidakharmonisan tersebut dan mempertimbangkan
dampak negatif yang akan terjadi, maka harus ada usaha-usaha untuk menata dan
memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Problematika tersebut sangat mendasar
mengingat bahwa secara konstitusional hak atas lingkungan yang bersih dan sehat
dijamin oleh negara sebagaimana termaktub di dalam Pasal 28 H UUD 1945 yang
berbunyi, "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan".
Ketika
terjadi Revolusi Indusri di Inggris, banyak pabrik-pabrik yang mulai dibangun
di dalam kawasan perkotaan Kerajaan Inggris. Pabrik-pabrik ini selain
menghasilkan barang-barang kebutuhan, juga menimbulkan efek negatif berupa
polusi udara dalam jumlah yang sangat besar karena penggunaan mesin uap tanpa
menggunakan penyaring untuk pembuangan udara hasil pembakaran.
Polusi udara
yang terjadi diperparah dengan keberadaan perumahan di wilayah perkotaan yang
tidak mengindahkan hubungan antara bangunan dengan lingkungan. Bangunan yang
ada, umumnya memiliki jarak antar-bangunan yang sangat sempit. Bahkan ada
bangunan yang tembok keduanya berhimpitan sehingga tak ada ruang terbuka di
antara kedua bangunan tersebut. Selain tidak ada ruang terbuka diantara
bangunan-bangunan, wilayah perkotaan di Inggris pada awal Revolusi Industri tidak
banyak terdapat pepohonan rindang untuk menyerap polusi udara yang dihasilkan
oleh pabrik-pabrik.
Begitu parahnya
polusi udara yang terjadi hingga salah satu spesies kupu-kupu di wilayah
Inggris hampir punah keberadaanya karena habitat mereka tercemar oleh polusi
yang disebabkan oleh begitu banyaknya asap dari pabrik-pabrik.
Selain
masalah polusi udara tersebut di atas, kondisi masyarakat perkotaan juga
terganggu karena pengaruh kurangnya tempat rekreasi di dalam kawasan
permukiman. Dengan kesibukan kerja yang tinggi (sebagai akibat dari Revolusi
Industri) dan kurangnya kegiatan rekreatif menyebabkan mundurnya kualitas hidup
masyarakat. Kemunduran kualitas hidup berkibat pada menurunnya hasil kerja dari
masyarakat tersebut.
B.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kawasan industry terhadap lingkungan sekitar kawasan.
C.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam makalah ini
adalah melalui pengamatan langsung di kawasan industri dan melalui media
internet.
No comments:
Post a Comment